MAKALAH
FILSAFAT ILMU
”DEFENISI ILMU“
DI
SUSUN OLEH :
AHMAD SHOLIHIN
MUTTAQIN
NIM. UT. 06.0741
DOSEN
:
Bpk. ARIFULLAH
FAKULTAS USHULUDDIN JURUSAN TAFSIR HADITS
ISTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2007
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, berkat
rahmat Allah SWT. yang telah melimpahkan taufik dan hidayahNya kepada Kami,
sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat sejalan dengan
tugas yang diberikan oleh Dosen pada mata kuliah “FILSAFAT ILMU” yang
berjudul “Defenisi Ilmu” dengan tujuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan mahasiswa dalam bidang media pembelajaran.
Kami menyadari sepenuhnya makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, Kami sangat menerima kritik dan
saran dari Dosen dan rekan-rekan mahasiswa yang bersifat membangun guna perbaikan
kualitas makalah ini dan supaya sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan membantu para mahasiswa,
khususnya di Fakultas Ushuluddin sehingga kita bisa memahami materi perkuliahan
yang diberikan.
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamit Thariq
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi, 20 Desember 2007
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………….. i
Daftar Isi …………………………………………………………………………..ii
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang …………………………………………………………..1
B.
Batasan
Masalah ………………………………………………………..1
Pembahasan
Defenisi
Ilmu ………………………………………………………………….2
Penutup
- Kesimpulan
……………………………………………………………….6
- Saran ……………………………………………………………………...6
Daftar Pustaka …………………..……………………………………………...7
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di dalam
mempelajari filsafat ilmu terlebih dahulu kita harus mengetahui defenisi dari
ilmu itu sendiri. Di lingkungan pendidikan, terutama pendidikan tinggi, boleh
dikatakan setiap waktu istilah ilmu’ diucapkan dan sesuatu ilmu diajarkan.
Tampaknya telah menjadi kelaziman bahwa sebutan yang dipergunakan ialah ‘ilmu
pengetahuan’ seperti misalnya pada nama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) dan sebutan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Dalam perkembangan terakhir di Indonesia telah pula ditambahkan
istilah ‘sains’ seperti umpamanya dalam ungkapan ‘sains dan teknologi’.
Walaupun
setiap saat diucapkan dan dari waktu ke waktu diajarkan, namun tampaknya tidak
banyak dilakukan pembahasan mengenai ilmu itu sendiri. Rupanya apa pengertian
ilmu dengan sendirinya dipahami tanpa memerlukan keterangan lebih lanjut.
Tetapi, apabila harus memberikan perumusan yang tepat dan cermat mengenai
pengertian ilmu, barulah orang akan merasa bahwa hal itu tidaklah begitu mudah.
B.
Batasan
Masalah
Agar
makalah ini sesuai dengan tugas yang diberikan maka perlu adanya pembatasan
masalah. Untuk itu penyusun hanya menjelaskan tentang defenisi ilmu agar
tercapai maksud yang diinginkan.
PEMBAHASAN
DEFENISI
ILMU
Kata Ilmu berasal dari bahasa arab ‘alima-ya’lamu-‘ilman
yang berarti pengetahuan. Istilah ilmu atau science meupakan suatu
perkataan yang bermakna ganda, yaitu mengandung lebih daripada satu arti.
Karena itu, dalam memakai istilah tersebut seseorang harus menegaskan atau
sekurang-kurangnya menyadari arti ilmu mana yang dimaksud. Menurut cakupannya
pertama-tama ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebut segenap
pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan. Jadi, dalam arti yang
pertama ini ilmu mengacu pada ilmu seumumnya (science in general).
Arti yang kedua dari ilmu menunjuk
pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok
soal tertentu. Dalam arti ini ilmu berarti sesuatu cabang ilmu khusus seperti
misalnya antropologi, biologi, geofrafi atau sosiologi. Istilah Inggris
‘science’ kadang-kadang diberi arti sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas,
yakni sebagai pengetahuan sistematis mengenai dunia fisi atau material
(systematic knowledge of the physical or material world).
Istilah science seringkali juga
dipakai untuk menunjuk gugusan ilmu-ilmu kealaman atau natural sciences.
Natural sciences inilah yang tampaknya dalam pendidikan di Indonesia diterjemahkan menjadi
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Natural sciences (terjemahannya yang lebih tepat
ialah ilmu-ilmu kelaman) tidaklah sama dengan ilmu alam dalam arti fisika
(istilah inggrisnya : physics) melainkan memiliki cakupan yang lebih luas
daripada fisika.
Dari segi maknanya, pengertian ilmu
sepanjang yang terbaca dalam pustaka menunjuk pada sekurang-kurangnya tiga hal,
yakni pengetahuan, aktivitas dan metode. Dalam hal yang pertama dan ini yang
terumum, ilmu senantiasa berarti pengetahuan (knowledge). Di antara para filsuf
dari berbagai aliran terdapat pemahaman umum bahwa ilmu adalah sesuatu kumpulan
yang sistematis dari pengetahuan (any systematic body of knowledge). Seorang
filsuf yang meninjau ilmu John G. Kemeny juga memakai istilah ilmu dalam arti
semua pengetahuan yang dihimpun dengan perantaraan metode ilmiah (all knowledge
collected by means of the scientific method).
Dalam kalangan ilmuwan sendiri umumnya
juga ada kesepakatan bahwa ilmu terdiri atas pengetahuan. Ini terbukti dari
batasan yang berikut dari seorang ilmuwan.
“Science refers primarly to those
systematically organized bodies of accumulated knoeledge concerning the
universe which have been derived exclusively through techniques of objective
observation. The content of science, then, consists of organized bodies of
data”.
“Ilmu menunjuk pertama-tama
pada kumpulan-kumpulan yang disusun secara sistematis dari pengetahuan yang
dihimpun tentang alam semesta yang melulu diperoleh melalui teknik-teknik
pengamatan yang objektif. Dengan demikian, maka isi ilmu terdiri dsari
kumpulan-kumpulan teratur dari data”.
John Wartfield
mengemukakan bahwa ilmu dipandang
sebagai suatu proses. Pandangan proses ini paling bertalian dengan suatu
perhatian terhadap penyelidikan, karena penyelidikan adalah suatu bagian besar
dari ilmu sebagai suatu proses.
Oleh karena ilmu dapat
dipandang sebagai suatu bentuk aktivitas manusia, maka dari makna ini orang
dapat melangkah lebih lanjut untuk sampai pada metode dari aktivitas itu.
Menurut Prof. Harold H. Titus, banyak orang telah mempergunakan istilah ilmu
untuk menyebut suatu metode guna memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat
diperiksa kebenarannya.
Dua sarjana ilmu sosial juga
menganggap lebih cermat mendefenisikan ilmu sebagai suatu cara yang teratur
untuk memperoleh pengetahuan daripada sebagai kumpulan teratur dari
pengetahuan. Intisari dari pengertian itu ialah bahwa ilmu merupakan suatu
metode.
Demikianlah makna ganda dari
pengertian ilmu. Tetapi, pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas atau
metode itu bila ditinjau lebih mendalam sesungguhnya tidak saling bertentangan.
Bahkan sebaliknya, ketiga hal itu merupakan kesatuan logis yang mesti ada scara
berurutan. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus
dilaksanakan dengan metode tertentu dan akhirnya aktivitas metodis itu
mendatangkan pengetahuan yang sistematis.[1]
Dalam pendapat lain dikatakan salah
satu corak pengetahuan ialah pengetahuan yang ilmiah yang lazim disebut ilmu
pengetahuan, artinya science (bahasa Inggris dan Prancis), Wissenchaft (Jerman
dan wetenschap (Belanda).
Sebagaimana juga science berasal dari
kata scio, scire (bahasa Latin) yang bertari tahu, begitu pun ilmu berasal dari
kata ‘alima (bahasa Arab) yang juga berarti tahu. Jadi, baik ilmu atau science
secara etimologi berarti pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri, tanda-tanda dan
syarat-syarat yang khas.
Menurut Muhammad Hatta
“Tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal
dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya
tampak dari luar, maupun menurut bangunnya dari dalam”.
Karl Pearson, pengarang karya terkenal Grammar of
science, merumuskan “Science is the complete and consistent description of the
facts of experience in the simplestpossible terms” (ilmu pengetahuan ialah
lukisan atau karangan yang lengkap dan konsisten tentang fakta pengalaman
dengan istilah yang sederhana/ sesedikit mungkin).
Prof. Dr. A. Baiquni, Guru besar di Universitas gajah Mada
merumuskan bahwa : “science merupakan general consensus dari masyarakat yang
terdiri dari para scientist.
Dalam ensiklopedia Indonesia di dapati keterangan
sebagai berikut :
Ilmu pengetahuan, suatu system dari
berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu lapangan pengalaman
tertentu yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, hingga
menjadi kesatuan; suatu system dari berbagai pengetahuan yang masing-masing
didapatkan sebagai hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti
dengan memakai metode-metode tertentu (induksi dan deduksi).
Dari keterangan-keterangan para ahli
tentang ilmu pengetahuan itu jelaslah bahwa ilmu pengetahuan itu adalah semacam
pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda dan syarat tertentu. Selanjutnya
dapatlah dirumuskan, bahwa ilmu pengetahuan ialah usaha pemahaman manusia yang
disusun dalam dalam satu sistema mengenai kenyataan, struktur, pembagian,
bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal ihwal yang diselidiki (alam, manusia
dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran yang dibantu penginderaan
manusia itu, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimental.[2]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat kita pahami bahwa defenisi ilmu sangat banyak sekali
seperti yang telah dikemukakan dalam pembahasan. Penyusun dapat mengambil
kesimpulan bahwa Ilmu berasal dari bahasa Arab (alima) yang berarti tahu, Science
(dalam bahasa Inggris dan Prancis) yang juga berarti tahu.
Menurut
penyusun arti ilmu secara global adalah semacam pengetahuan yang mempunyai
ciri, tanda dan syarat tertentu.
B.
Saran
Penyusun
menyadari di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari seluruh dosen dan rekan-rekan mahasiswa yang
bersifat membangun guna perbaikan kualitas makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari,
Saiful, H. Endang, Ilmu, Filsafat dan Agama. (Surabaya : PT. Bina Ilmu. 2002)
The Liang Gie.
Pengantar Filsafat Ilmu. (Yogyakarta :
Liberti. 2000)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar